Kandungan Gula Nasi Putih: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?

Nasi putih adalah makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Nasi putih memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, yang dapat diubah menjadi glukosa (gula darah) oleh tubuh. Glukosa adalah sumber energi utama bagi sel-sel tubuh, terutama otak.

Namun, jika kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi atau terlalu rendah, dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti diabetes, hipoglikemia, obesitas, dan penyakit jantung.

kandungan gula nasi putih

Kandungan Gula pada Nasi Panas dan Dingin

Kandungan gula pada nasi putih dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis beras, cara memasak, dan suhu penyajian. Salah satu cara untuk mengukur kandungan gula pada nasi putih adalah dengan menggunakan indeks glikemik (IG), yaitu angka yang menunjukkan seberapa cepat karbohidrat dalam makanan meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Semakin tinggi IG suatu makanan, semakin cepat makanan tersebut meningkatkan glukosa darah.

Menurut data dari AKG FKM UI, IG nasi putih berkisar antara 70-83, tergantung jenis beras, cara memasak, dan cara penyajian. Nasi putih yang baru dimasak dan masih panas memiliki IG yang lebih tinggi daripada nasi putih yang didinginkan terlebih dahulu. Hal ini disebabkan oleh proses retrogradasi, yaitu perubahan struktur pati yang terjadi saat nasi didinginkan. Proses ini menghasilkan pati resisten, yaitu jenis pati yang tidak mudah dicerna oleh enzim di usus halus. Pati resisten dapat menurunkan IG nasi putih, karena tidak langsung diubah menjadi glukosa dalam darah.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health, nasi putih yang didinginkan selama 24 jam pada suhu 4 derajat celcius memiliki IG sekitar 56, sedangkan nasi putih yang baru dimasak memiliki IG sekitar 72. Nasi putih yang didinginkan kemudian dipanaskan kembali juga memiliki IG yang lebih rendah daripada nasi putih yang baru dimasak. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan gula pada nasi putih dapat berkurang jika didinginkan terlebih dahulu sebelum disajikan.

Nasi Menyebabkan Diabetes

Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai oleh kadar glukosa darah yang terlalu tinggi akibat gangguan produksi atau penggunaan insulin. Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk mengatur metabolisme glukosa darah. Jika tidak terkontrol, diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti kerusakan mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.

Nasi putih bukanlah penyebab diabetes secara langsung, tetapi dapat menjadi faktor risiko diabetes jika dikonsumsi secara berlebihan. Hal ini karena nasi putih memiliki IG yang tinggi, yang dapat menyebabkan lonjakan glukosa darah yang cepat dan berulang. Jika hal ini terjadi terus-menerus, dapat menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik. Resistensi insulin dapat menyebabkan penumpukan glukosa darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes.

Selain itu, mengonsumsi nasi putih secara berlebihan juga dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas, yang juga merupakan faktor risiko diabetes. Kelebihan berat badan dan obesitas dapat menyebabkan penumpukan lemak di perut, yang dapat mengganggu fungsi insulin. Lemak perut juga dapat mengeluarkan zat-zat yang dapat menyebabkan peradangan dan stres oksidatif, yang dapat merusak sel-sel penghasil insulin di pankreas.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health, mengonsumsi nasi putih dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko diabetes sebesar 11%. Menurut penelitian Halodoc lainnya, wanita yang mengonsumsi nasi putih lebih dari 437 gram per hari memiliki kemungkinan 1,65 kali lebih besar terkena diabetes dibandingkan wanita yang mengonsumsi kurang dari 200 gram per hari. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mengurangi konsumsi nasi putih, terutama bagi penderita diabetes, kelebihan berat badan, atau gaya hidup tidak aktif.

Kesimpulan

Nasi putih adalah makanan pokok yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Nasi putih memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, yang dapat diubah menjadi glukosa (gula darah) oleh tubuh. Glukosa adalah sumber energi utama bagi sel-sel tubuh, terutama otak. Namun, jika kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi atau terlalu rendah, dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti diabetes, hipoglikemia, obesitas, dan penyakit jantung.

Kandungan gula pada nasi putih dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis beras, cara memasak, dan suhu penyajian. Salah satu cara untuk mengukur kandungan gula pada nasi putih adalah dengan menggunakan indeks glikemik (IG), yaitu angka yang menunjukkan seberapa cepat karbohidrat dalam makanan meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Semakin tinggi IG suatu makanan, semakin cepat makanan tersebut meningkatkan glukosa darah.

Nasi putih bukanlah penyebab diabetes secara langsung, tetapi dapat menjadi faktor risiko diabetes jika dikonsumsi secara berlebihan. Hal ini karena nasi putih memiliki IG yang tinggi, yang dapat menyebabkan lonjakan glukosa darah yang cepat dan berulang. Jika hal ini terjadi terus-menerus, dapat menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik. Resistensi insulin dapat menyebabkan penumpukan glukosa darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes.

Selain itu, mengonsumsi nasi putih secara berlebihan juga dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas, yang juga merupakan faktor risiko diabetes. Kelebihan berat badan dan obesitas dapat menyebabkan penumpukan lemak di perut, yang dapat mengganggu fungsi insulin. Lemak perut juga dapat mengeluarkan zat-zat yang dapat menyebabkan peradangan dan stres oksidatif, yang dapat merusak sel-sel penghasil insulin di pankreas.

Oleh karena itu, disarankan untuk mengurangi konsumsi nasi putih, terutama bagi orang yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes, kelebihan berat badan, atau gaya hidup tidak aktif atau anda juga dapat mencoba nasi dengan indeks glikemik rendah yang berasal dari beras organik.