Memiliki hobi untuk mengolah video agar menjadi sebuah satu kesatuan dan memiliki makna untuk disampaikan kepada penonton adalah salah satu kegiatan positif yang bisa kamu lakukan. Tidak hanya dapat dijadikan sekadar hobi saja, melainkan apabila ditekuni dengan baik dan benar, maka tak ayal kamu juga bisa menjadi seorang editor professional.
Sebelum kamu dapat memulai karir sebagai editor professional, tentu ada baiknya kamu telah membiasakan diri dengan beberapa macam software editing yang umum digunakan, salah satunya seperti Adobe Premiere Pro.
Mungkin beberapa dari kalian sudah tidak asing lagi, apabila mendengar nama Adobe. Perusahaan digital yang satu ini memang sudah merambah ke banyak bidang, seperti dokumen dengan Adobe Acrobat dan Adobe Reader, hingga ke industry multimedia, seperti Adobe Photoshop, Adobe Audition, hingga Adobe Premiere Pro yang akan menjadi topic utama pembahasan kali ini.
Adobe Premiere Pro merupakan salah satu software editing karya dari perusahaan Adobe yang sudah malang melintang digunakan oleh banyak sekali editor professional. Bahkan kabarnya, aplikasi edit video ini juga tidak jarang digunakan oleh para editor untuk membuat film untuk layar lebar.
Tentu saja, dengan demikian artinya fitur-fitur yang terdapat dalam aplikasi Adobe Premiere Pro sudah tidak dapat diragukan lagi. Selain mudah untuk digunakan berkat tampilan modern dan tata letak navigasi yang mudah dicari, membuat seorang pemula pun dapat lebih cepat beradaptasi dalam menggunakan fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi ini.
Sedikit cuplikan bagi kamu yang ingin menggunakan Adobe Premiere Pro, kami akan memberikan sedikit bocoran terkait fitur-fitur dasar yang umum digunakan oleh para editor pemula hingga profesional.
1. Customisasi Level Audio
Menjadi seorang editor tentu kamu harus pandai untuk “menyulam” beragam file video menjadi satu kesatuan yang nantinya menjadi satu file final. Tentu saja, setiap file video bisa memiliki tingkat suara yang berbeda-beda saat didengarkan.
Contoh saja seperti jika kamu melakukan pengambilan video pada ruangan tertutup dan berukuran sempit, maka audio akan terdengar lebih kencang apabila dibandingkan dengan video yang diambil pada ruangan terbuka. Selain itu, tentunya ada factor-faktor lain, seperti noise yang akan mempengaruhi kualitas dari audio video tersebut.
Melalui Adobe Premiere Pro, pengguna dapat dengan mudah untuk mengatur tingkat level audio atau biasa juga disebut dengan audio gain. Dengan demikian, dari beberapa footage video tersebut pada akhirnya akan memiliki tingkat suara yang sama. Sehingga saat didengarkan akan menjadi lebih nyaman dan tidak mengganggu penonton.
2. Memotong Video Lebih Mudah
Pada kebanyakan aplikasi editing video, umumnya untuk dapat melakukan pemangkasan dari durasi video akan membutuhkan proses seleksi yang harus dilakukan dengan teliti dan sedikit rumit. Namun, berbeda dengan kebanyakan, cara memotong video di adobe premiere pro justru dapat dikatakan menjadi sangat mudah.
Hal ini disebabkan karena adanya fitur shortcut untuk memotong video dengan menu Top and Tail. Jadi, dengan adanya fitur ini, kamu cukup menentukan awal dan akhir dimana posisi video akan dipotong. Setelahnya, maka video akan otomatis berubah dengan durasi dan bagian sesuai dengan yang kamu inginkan.
3. Saving Presets
Terkadang ada kalanya saat menjadi seorang editor, kita dituntut agar dapat menyelesaikan deadline editing dengan waktu yang singkat. Tentu ini akan sangat merepotkan apabila seluruh jenis video harus dilakukan pengeditan satu persatu dan pasti akan menyita waktu sangat banyak. Akhirnya deadline pun harus dilanggar.
Untuk mengantisipasi hal ini, Adobe dengan cerdas menyematkan fitur Save Presets. Melalui fitur ini, kamu cukup membuat satu “template” editing video yang nantinya akan kamu simpan ke dalam bentuk presets. Jadi, istilahnya kamu bisa menyimpan setting-an dari editing kamu sebelumnya dan langsung menerapkannya pada video yang lain.
Namun, tentu saja ini tidak akan berjalan mulus apabila jenis video yang diimport sangat berbeda dengan file saat presets dibuat. Misalnya dari tingkat kecerahan video, kontras, warna dan beberapa faktor lainnya. Sehingga setelah presets diimpor, perlu dilakukan penyesuaian kembali agar dapat sesuai dengan apa yang kamu mau.
Sumber: Teknolagi.ID (https://teknolagi.id/)